![]() |
Rencana Harian Saya Untuk Mendapat Indikator Keberhasilan Proses Saya Menjadi Ibu dan Istri yang Baik |
![]() |
Berkat Support Suami, Salah Satu Tulisan Saya Lolos Seleksi Naskah Antologi Pertama Yang Diadakan Oleh Penulis Kenamaan Dwi Suwiknyo |
![]() |
Belajar Memasak Makanan Favorit Suami |
Meski masih jauh dari standart chef keluarga, tapi saya akan terus belajar memperbaiki masakan saya. Tak dipungkiri saya dulu merasa tak perlu belajar memasak, karena sudah banyak jasa catering yang ada disekitar saya. Faktanya anak-anak saya justru lebih lahap dan bahagia ketika saya mulai memasak. Mereka juga lebih menghargai usaha saya dalam menghasilkan masakan yang lebih enak dari hari ke hari. Beberapa kali saya perhatikan, si kakak tetap diam dan lahap memakan setiap masakan saya meski rasanya mungkin tak sesuai dengan harapannya. Namun, saat si kakak merasa masakan saya sesuai seleranya, maka dia akan memberikan komentar, “Mamam hebat, masakan mamam enakkkkkk!!! Besok masakin seperti ini lagi ya mam!”. Biasanya jika tidak ada komentar dari kakak, maka untuk mengoreksi apakah makanan saya sudah sesuai akan saya tanyakan langsung kepada si kakak. Seperti biasa kakak pun akan memberikan komentar, “Nggak enak mam!”. Dari situ saya akan berusaha membuat masakan yang lebih enak lagi untuk keluarga saya.
- Tahapan Bunda Sayang, dimana saya berharap akan mendapatkan ilmu untuk membangun peradaban dari dalam rumah, dan mendidik anak dengan berbasis fitrah dan hati nurani. Sehingga kedepannya harapan saya juga bisa membuka wawasan kepada anak-anak perempuan saya dan diri saya sendiri untuk selalu mensyukuri dan bangga terlahir menjadi perempuan, yang mungkin selama ini masih sering dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat.
- Tahapan Bunda Cekatan, dimana saya berharap mendapat ilmu tentang bagaimana saya menjadi manajer bagi keluarga.
- Tahapan Bunda Produktif, dimana saya berharap mendapat ilmu tentang bagaimana saya agar menjadi ibu yang selalu produktif (tidak bermalas-malasan), sehingga saya bisa menemukan visi misi hidup saya dan keluarga.
- Tahapan Bunda Shalehah, dimana saya berharap mendapat ilmu tentang bagaimana saya menjadi ibu yang bisa memberikan keteladanan tentang “keshalehan” kepada anak-anak kami.
Tapi seperti janji saya kepada suami di surat cinta yang pernah saya tulis untuknya di hari ulang tahunnya bahwa saya masih terus belajar memperbaiki diri, maka atas kesabarannya menghadapi saya selama ini, saya berharap bisa memantaskan diri menjadi ibu profesional yang selalu membanggakan menjadi pendamping hidupnya.
Ditahun ke tiga, saya berharap keluarga kecil kami sudah bisa benar-benar kompak menemukan visi misi yang sejalan. Harapan lainnya kami sudah menemukan potensi spesifik anak-anak kami, sehingga kami lebih bisa membantu mendampingi serta mengarahkan mereka dalam menentukan cita-cita masa depannya.
Selambat-lambatnya ditahun ke lima, saya harus bisa membuktikan kepada lingkungan sekitar saya bahwa apa yang saya usahakan untuk keluarga kecil saya selama ini tak ada yang sia-sia. Saya ingin bisa bercerita kepada semua orang bahwa pilihan saya untuk menjadi ibu rumah tangga demi keluarga saya merupakan pilihan yang tepat bagi keluarga kecil kami.
Bagi saya menjadi seorang ibu harus terus mau membuka diri serta mengkoreksi diri untuk terus belajar menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
***Artikel ini ditulis, terinspirasi dari tugas NHW#4 yang diberikan dikelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional yang sedang diikuti oleh saya sebagai penulis blog sundulerparents ini.
1 comment
Terima kasih buat sharing-nya, mbak. Jadi inspirasi buat saya yang masih berjuang menjadi ibu. Well written 🙂