![]() |
Sebagai Gambaran Tahapan Pembelajaran di IIP Sumber : Mbak Evi Firdausi Fasilitator IIP SBM 2 |
Saya bilang dalem karena kita bisa saja hanya sekedar lewat menentukan misi hidup, tapi apalah artinya kalau kita nggak benar-benar berusaha merealisasikannya. Saat mendapat tema ini, saya sempat tidak langsung mengerjakannya, karena beberapa hari lalu tiba-tiba saya kurang fit, jadi saya biarkan saja tugasnya sembari merenungi “nasib”. Hingga kemudian tadi malam saya mulai berdiskusi dengan suami, terkait VISI MISI HIDUP untuk Menunjang PRODUKTIVITAS.
![]() |
Dan Tahapan Saya Berproses Masih Sangat Panjang |
Sebagai gambaran saja flash back, saya dulu mengambil kuliah di jurusan farmasi lengkap dengan apotekernya, entah bagaimana saya merasa sebenarnya tidak memiliki potensi dan minat di jurusan farmasi. Kalau diceritakan panjang sebenarnya, detailnya bisa baca di buku, “Ya Allah, Izinkan Kami Menikah” (Yaelah ngiklan lagi nih 😅. Ya Allah, ampuni saya bukan niat modus ngiklan terus, tapi kalau saya ceritakan alasannya, nanti nggak habis-habis ceritanya, karena melebar terus saya lupa nggak jadi ngerjain PR saya). Sungkem satu-satu sama mbak-mbak fasilitator IIP dan teman-teman semua 😂.
![]() |
Kalau Yang Ini Maaf Iklan Selingan 😅 Sumber : FB Dwi Suwiknyo |
Bagaimana agar saya bahagia?
Untuk bisa bahagia, maka saya harus bisa melepaskan semua tekanan baik emosi dan rasa stres saya, misalnya dengan menuangkan sebagian apa yang tersimpan dalam otak saya kedalam sebuah tulisan. Dengan menulis setidaknya saya merasa bisa mengurangi beban pikiran yang ada di otak saya.
![]() |
Menulis Bisa Menjadi Salah Satu Wadah Saya Melepas Stres |
Selain itu saya ingin mulai melakukan hal yang bisa dan sukai tanpa meninggalkan kewajiban saya menjaga amanah saya sebagai ibu dari anak-anak saya dan istri dari suami saya.
Misalnya, saya bisa mengajak suami dan anak-anak melakukan hal-hal yang kami sukai bersama, misalnya berenang, atau mengunjungi toko buku bersama, atau mengemudi bersama-sama sembari membicarakan mimpi-mimpi kami.
Untuk mendiskusikan hal tersebut, maka saya perlu mencari timing yang tepat.
Sehingga, saya putuskan mengobrol bersama suami sembari berkendara di jalan. Satu poin peningkatan bagi saya, menemukan cara ngobrol santai bersama suami tanpa perlu merasa was-was yang diajak ngobrol ketiduran. Yeiii … 😍😘
Lalu kami mulai berbenah dan memiliki gambaran untuk menentukan target satu tahun kedepan kami, yaitu
1. Saya ingin memiliki setidaknya satu karya buku tulisan saya, sebagai bentuk dedikasi kepada suami dan anak-anak, karena mengijinkan saya menuangkan segala emosi yang bisa meledak sewaktu-waktu menjadi sebuah karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Yah, dengan menulis saya bisa melepas segala beban di hati dan pikiran saya.
2. Saya menjadi pribadi yang lebih sabar. Sabar, Sabar, dan Sabar itulah hal yang ingin saya capai dengan segera, sebelum anak-anak saya tumbuh menjadi dewasa. Meski ibu saya selalu mengatakan kepada saya, bahwa beliau tidak pernah mengajarkan saya untuk menjadi pribadi yang “keras”, entah mengapa semua memori yang terlintas dibayangan saya adalah sosok beliau yang sangat galak, dan tidak pernah bisa memahami keinginan atau posisi saya sebagai anaknya. Hal itulah yang saya takutkan terjadi kepada anak-anak. Saya kuatir kelak saat dewasa bayangan saya sebagai orang tuanya yang galak akan selalu menghantui mereka. Tersebab itulah menjadi sabar saat ini merupakan pencapaian target saya untuk misi satu tahun kedepan.
Saya ingin mulai belajar memaafkan inner child saya secepatnya, agar saya bisa mendidik anak-anak bersama suami dengan bahagia, tanpa dibayang-bayangi memori masa kecil yang kurang menyenangkan.
Yah, ditahap ini saya mengakui menjadi orang tua itu tidak mudah. Mungkin ibu saya dulu berniat melakukan hal terbaik untuk saya, tetapi mungkin yang tertangkap di memori saya adalah beliau tidak bisa memahami keinginan saya sebagai anaknya. Dalam hal ini dengan support dari suami saya benar-benar ingin berbenah.
![]() |
Belajar Santai Menghadapi Rumah Yang Berantakan |
3. Saya ingin mulai mengubah pola hidup menjadi lebih baik, agar badan terasa fit. Parameter nyatanya mungkin berat badan turun dulu dengan cara sehat. Biar saya nggak perlu bingung memikirkan baju kerja dirumah selayaknya seorang manajer rumah tangga yang andal.
4. Saya ingin mulai merencanakan segera memiliki anak ke 3. Ini berhubungan dengan target pencapaian 5-10 tahun kedepan untuk bisa menunaikan ibadah haji bersama suami, agar saat kami menunaikan ibadah haji, anak-anak sudah menjadi pribadi mandiri.
![]() |
Modus Ini |
5. Kami sudah menemukan sekolah untuk anak-anak yang sesuai visi misi keluarga kami, agar anak-anak bisa menemukan potensi dirinya dengan tepat dan bisa tumbuh menjadi pribadi yang berbahagia.
6. Target pencapaian suami yang juga menjadi mimpi kami. Setidaknya karir suami sudah bergerak, seandainya pun harus move dari Surabaya Insya Allah saya dan anak-anak siap mendampingi dan mensupport. Dengan alasan yang tidak bisa dijabarkan satu persatu disini, kondisi karir suami saat ini, kami (saya terutama) merasa tidak bisa mencapai target kemuliaan keluarga kami bersama.
Apalah arti materi berlimpah jika bekerja dengan hati tak tenang, karena dibayang-bayangi rasa berdosa beberapa kali sering melihat “dengkul” mulus bertebaran dimana-mana hanya dengan dalih “tuntutan pekerjaan”. Sakitnya itu disini mas, Mana kacamata kuda mana … #Eh, kok curcol 😅
Maunya sih nunduk terus kalau jalan, tapi kalau nggak lihat kedepan kan kuatir bisa njerungup nyungsep.
Dengan karir bergerak harapan kami, semakin bisa meminimalisir hal-hal yang selama ini menjadi batu ganjalan kami untuk mendapatkan sebuah kemuliaan keluarga.
Bersungguh-sungguhlah mencari kemuliaan untuk keluargamu, maka rejeki Insya Allah akan mengikutimu.
Doa saya sebagai istri : Ya Allah, Limpahkanlah selalu barakah-Mu di setiap jejak dan langkah karir suami, agar kami bisa bersama-sama meraih kemulian Engkau untuk keluarga kami.
7. Kakak sudah mulai mandiri bisa melakukan aktivitas mandi sendiri, cebok sendiri, dan makan sendiri.
8. Adik lulus Toilet Training, alias lepas popok. Biar post pengeluaran bisa nafas sedikit, sebelum nantinya akan menyambung pengeluaran popok untuk adik berikutnya #Niat banget 😆
![]() |
Timbunan Popok di Rumah 😌 |
9. “Ganti Mobil Merah”. Ada sebuah mimpi terpendam sejak tahun lalu, kami ingin mengganti alat transportasi kami dengan yang lebih bisa memenuhi kebutuhan kami untuk mencapai kemuliaan kami. Mengingat saya tidak bisa mengendari motor, maka ada saatnya saya pasti harus mengantar jemput anak-anak pulang pergi sekolah. Dengan mimpi menambah anggota baru (baca : adik baru), maka mau nggak mau alat transportasi yang kami gunakan harus bisa menyesuaikan. Kalau kata orang “yang bisa ngangkut orang banyak”. Siapa tahu hobi nyetir saya bisa diberdayakan untuk antar jemput anak-anak, dan beberapa temannya. Sehingga saya bisa menjamin keamanan dan kenyamanan beberapa sahabat.
Jadi mau bisnis antar jemput nih modusnya ? 😅
Nggak, hanya beberapa waktu lalu saat survey ke salah satu sekolah, salah seorang guru jutru setuju jika saya bersama beberapa orang tua wali murid (ibu-ibu) lainnya mulai berpikir untuk bekerja sama bergantian mengantar jemput anak-anak, agar bisa lebih terjamin keamanan dan keselamatannya.
Untuk warna merahnya sih, nggak lebih nggak kurang karena seperti request kakak. Apapun mobilnya pokoknya minta warna merah, tapi bukan mobil damkar ya. 😟
10. Terbiasa menggunakan sepatu kemana saja saya pergi. Sebenarnya ini lebih kepada agar saya bisa menjaga kemuliaan diri untuk keluarga saya, dimana saya baru-baru ini menyadari ternyata kaki masih masuk dalam aurat yang harus tertutupi, dan tidak mungkin tertutupi jika kemana-mana saya hobinya pakai sandal jepit, kecuali saya menggunakan kaos kaki. Sayangnya suami orang pertama yang bakal protes ketika saya menggunakan sandal dengan kaos kaki. Jadi solusinya mungkin bisa mengganti kenyamanan sandal jepit dengan sepatu #Sederhana tapi perlu pembiasaan 😉
![]() |
Berusaha Membiasakan Diri Bersepatu |
Dan kami mulai membicarakan target pencapaian 5-10 tahun kedepan.
1. Menunaikan ibadah haji. Sebenarnya ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sangat dalam kepada ibu saya yang sudah mendaftarkan kami haji sesaat sebelum saya hamil anak pertama. Namun, untuk bisa merealisasikannya kami tetap harus bersabar mungkin 10 tahun ke depan. Sehingga setidaknya mulai sekarang kami bisa mulai sedikit demi sedikit menabung.
2. Suami mulai menemukan potensi kekuatannya untuk bisa memulai bisnis atau mimpinya sebagai bekal meningkatkan misi kemuliaan keluarga kami. Misi kemuliaan kami, disini kami bermimpi bisa selalu membantu banyak orang di Jalan Allah, tanpa “perhitungan” dan “pertimbangan”, sekalipun nanti kami berada di masa pensiun.
3. Saya bisa menularkan hal-hal positif yang sudah saya dapat selama berproses menjadi lebih baik, melalui karya tulisan saya yang lebih banyak.
4. Hutang lunas semua tanpa melibatkan hal-hal yang berbau riba’. Semoga Allah memberkahi setiap usaha langkah kami untuk menjadi lebih baik.
5. Bersama suami sudah bisa mengenali potensi, bakat, dan minat anak-anak, agar anak-anak bisa menentukan masa depannya dengan bahagia.
Dengan memulai semua mimpi kami tersebut, maka saya hanya bisa memulai dengan ucapan Bismillah, Semoga Allah selalu meridhai dan meberkahi semua langkah yang akan kami lewati. Doa kami, agar Allah selalu memberikan kami kesehatan, dan umur panjang yang barakah. Amin, Amin Ya Rabbal Alamin.
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
La haula Wala Quwwata Illa Billah
Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan Izin Allah SWT